SAITEX: Perusahaan Manufaktur Denim Paling Ramah Lingkungan di  Dunia

pabrik denim saitex
Situasi di dalam pabrik SAITEX. (Foto: via Barkers Online)

Hampir semua orang dapat dipastikan memiliki setidaknya satu pakaian berbahan denim di lemarinya, tapi tidak semua orang tahu bahaya dari denim itu sendiri.

Percaya atau tidak, denim merupakan salah satu tekstil yang menyumbang polusi terbanyak di dunia. Pasalnya, untuk membuat satu celana jeans saja dibutuhkan setidaknya 80 liter air dan melalui proses pewarnaan berkali-kali.

Namun, sebuah perusahaan manufaktur penghasil denim asal Vietnam, SAITEX, sedang menjalankan misinya untuk mengubah itu semua.

Baca juga:

Mengenal SAITEX Lebih Dekat

Meski nama SAITEX mungkin masih belum familiar di telinga banyak orang, alih-alih, nama klien mereka seperti Calvin Klein Jeans, American Eagle, Paul Smith, A.P.C., Tommy Hilfiger, Madewell, dan masih banyak lagi, tentunya lebih sering terdengar di masyarakat.

SAITEX dibangun oleh Sanjeev Bahl di tahun 2005 silam sebagai sebuah pabrik denim kecil di Ho Chi Minh, Vietnam. Pada awalnya, SAITEX masih belum terlalu mementingkan aspek lingkungan dalam produksinya. Sampai akhirnya Sanjeev melakukan perjalanan ke sembilan negara untuk melakukan studi banding.

sanjeev bahl saitex denim
Sosok Sanjeev Bahl, pendiri Saitex. (Foto: Dok. Bloomberg)

Dari perjalanan tersebut, Sanjeev mengaku kalau ia melihat terjadi adanya “perbudakan modern” (modern slavery) dalam industri manufaktur. Mulai dari kemiskinan, ketimpangan, kerusakan mental, dan rendahnya sanitasi yang layak membuat Sanjeev khawatir akan masa depan industri ini.

Maka dari itu, pada tahun 2010, SAITEX mulai diarahkan agar dapat menjadi lebih ramah lingkungan. Mulai dari penerapan sistem produksi yang sirkuler, penggunaan teknologi 4.0, hingga meminimalisir jejak karbon, semua berusaha diterapkan oleh SAITEX.

Segudang Sertifikasi, Jejak Karbon, hingga Tingkat Konsumsi dan Sistem Filtrasi Air

Setelah beroperasi lebih dari 15 tahun, SAITEX telah berhasil mendapat predikat sebagai perusahaan manufaktur denim paling ramah lingkungan di dunia.

Hal ini dibuktikan dari sederet sertifikasi yang mereka miliki seperti Fair Trade, Oeko-Tex, LEED, Bluesign, Higg Index, dan satu-satunya perusahaan manufaktur di Asia yang mendapat sertifikat B Corp, yaitu sertifikasi yang hanya dimiliki oleh para perusahaan yang terverifikasi memiliki standar tertinggi dalam menunjukkan tanggung jawab mereka dalam hal sosial, lingkungan, transparansi publik, akuntabilitas hukum, hingga keseimbangan antara keuntungan (profit) dan tujuan (purpose) mereka.

Selain menggunakan energi dari sinar matahari untuk menjalankan pabriknya hingga mengurangi penggunaan energi sebesar 13 juta jam-kilowatt per tahunnya serta penurunan emisi CO2 hingga 80%, SAITEX juga mengeringkan celana jeans dengan cara menggantungnya di ban konveyor dan menjemurnya, memanfaatkan sinar matahari serta panas yang dihasilkan dari mesin-mesin dalam pabrik. Sebagai tahap akhir, celana jeans ini akan dimasukkan ke dalam mesin pengering hanya untuk waktu yang singkat.

Dari segi konsumsi air, SAITEX berusaha menekan banyaknya volume yang digunakan melalui berbagai teknologi. Sebagai contoh, mereka menggunakan teknologi laser bernama Jeanologia yang dapat menghilangkan lapisan pigmen warna dalam denim. Akibatnya, produk mereka tidak perlu dilakukan proses pemutihan lagi yang dapat menambah penggunaan air.

Di saat teknologi manufaktur denim konvensional dapat membuang sekitar 80 liter air untuk memproduksi sepasang celana jeans, SAITEX hanya kehilangan 1.5 liter air hanya karena penguapan – membuatnya menghemat sekitar 430 juta liter air per tahunnya.

proses pencucian denim saitex
Di SAITEX, air sisa proses pencucian segera masuk ke dalam sistem filtrasi agar bisa digunakan kembali.
(Foto: Dok. Barkers Online)

Lantas, ke mana perginya sisa penggunaan air dalam proses produksi? SAITEX memiliki sistem filtrasi air yang menggunakan reverse osmosis, nanofiltrasi bakteri, dan sistem uap sehingga dapat membuat air kembali bersih dan dapat digunakan kembali. Bahkan, untuk membuktikan kebersihan airnya, Sanjeev beberapa kali terlihat meminum air hasil filtrasi tersebut. Sanjeev pun didapati menyatakan, “Air ini lebih bersih daripada standar air WHO,”.

Sistem filtrasi air Saitex Denim
Hasil sistem filtrasi air SAITEX menyisakan residu berupa pasir, pewarna, kain, dan batu apung, yang kemudian diolah bersama semen untuk membuat batu bata. (Foto: Dok. Bloomberg)

Ditambah lagi mereka kini telah sepenuhnya beroperasi menggunakan limbah biomassa dari industri furnitur dan agrikultur sehingga mereka tidak lagi bergantung pada penggunaan bahan bakar fosil untuk sumber energi.

Keterlacakan, Material Organik, hingga Program Daur Ulang

fibertrace traceability keterlacakan
Tampilan aplikasi FiberTrace. (Foto: Dok. FiberTrace)

Sekitar dua tahun lalu, Sanjeev kembali melakukan investasi kepada sebuah teknologi bernama FiberTrace, teknologi untuk dengan membuat tekstil dapat dipindai. Melalui pemindaian ini, semua kain yang dihasilkan oleh Saitex dapat dilacak kembali produksinya sejauh dari mana mereka mendapat bahan dasar produksi.

Menurut Sanjeev, membangun bisnis yang berkelanjutan bukan dilihat dari seberapa banyak yang ia produksi, melainkan bagaimana cara dia berproduksi. Maka dari itu, hingga pemilihan bahan dasar pun dipastikan hanya memakai bahan organik dan ramah lingkungan.

Tidak berhenti di situ, SAITEX juga berupaya membuat sistem produksi yang sirkuler dengan mengolah hasil buangan limbah mereka menjadi batu bata yang dapat digunakan sebagai material bangunan, dan sisa material dan produksi yang didaurulang menjadi ubin untuk lantai. Batu bata hasil daur ulang tersebut pun mereka gunakan untuk membangun rumah dengan harga yang terjangkau untuk masyarakat yang membutuhkan.

SAITEX pun bekerja sama dengan Atelier & Repairs, sebuah label asal Amerika Serikat, untuk menghasilkan denim dari material daur ulang. Selain itu, ia juga mendirikan sebuah pabrik di Thailand bernama STELAPOP — akronim untuk Saving Trees Eliminate Landfills and Protect Our Planet — yang dikhususkan untuk mengurai tekstil jenis apapun dan mendayagunakannya kembali menjadi furnitur.

Kesejahteraan Pekerja dan Masyarakat Sekitar

Selain menunjukkan komitmennya terhadap kelestarian lingkungan, SAITEX juga berusaha untuk memberikan yang terbaik dalam aspek etika ketenagakerjaan juga sosial. Saat ini, SAITEX memiliki kurang lebih 4,000 pekerja yang tersebar di lima pabrik yang dimilikinya. Secara kesetaraan gender, setidaknya sebesar 58% pekerja di Saitex terdiri dari perempuan, yang tidak hanya tersebar di area pabrik, namun juga pada level manajerial.

Di antara sertifikasi-sertifikasi yang dimilikinya, SAITEX memiliki sertifikasi Fair Trade, yang menunjukkan bahwa mereka memberi upah yang layak bagi para pekerjanya, serta memberikan ruang bagi para pekerjanya untuk bersuara atau menyampaikan pendapat mereka dalam lingkungan kerja.

Di dalam area pabrik, SAITEX membangun rumah kaca serta lahan sayuran hidroponik yang dapat dimanfaatkan oleh para pekerjanya juga masyarakat setempat. SAITEX juga telah mengumpulkan dana untuk membangun sebanyak empat rumah panti asuhan yang menaungi sekitar 800 anak. Ketika anak di panti-panti tersebut mencapai usia 18 tahun, mereka akan diberi penawaran untuk mendapatkan pelatihan untuk menjadi pekerja di SAITEX.

Mewujudkan Masa Depan yang Lebih Hijau

saitex denim
SAITEX berkomitmen untuk terus meningkatkan penerapan prinsip keberlanjutan serta kesejahteraan pekerja pada seluruh aktivitas pabriknya.
(Foto: via Barkers Online)

Pada tahun 2020, SAITEX berhasil membuka sebuah pabrik di Amerika Serikat sebagai salah satu upaya mengurangi jejak karbon, secara hal ini dapat meminimalisir jarak tempuh produksi dari klien mereka.

SAITEX juga baru saja meresmikan pabrik penghasil kain denimnya sendiri pada bulan Agustus 2021 lalu. Apabila sebelumnya mereka masih memasok kain dari pihak ketiga, kini SAITEX memperkuat komitmennya terhadap prinsip keberlanjutan dengan menjamin agar produk denim mereka diproduksi dengan metode yang ramah lingkungan bahkan sejak proses pemintalan benang.

saitex denim
Kain yang dulunya dipasok dari pihak ketiga kini akan diproduksi langsung oleh SAITEX.
(Foto oleh Whitney Bauck, Fashionista)

Sanjeev Bahl menjelaskan, bahwa pabrik kain denim mereka hanya akan memproduksi kain organik ataupun daur ulang. Sertifikasi seperti Global Organic Textile Standard serta Global Recycled Standard pun sedang dalam proses pengajuan demi menjamin komitmen tersebut.

Seperti yang telah diterapkan di pabriknya yang terdahulu, 40% dari lahan pabrik tersebut atau sekitar 24.000 meter persegi pun digunakan sebagai area pertanian sayuran hidroponik yang dapat dimanfaatkan oleh para pekerja dan masyarakat setempat. Untuk mengurangi emisi yang dihasilkan oleh aktivitas pabrik, SAITEX membuat program penanaman 6.000 pohon dalam area pabrik, serta lebih dari 123 hektar lahan mangrove di daerah-daerah sekitar.

Untuk mengenal SAITEX dan mempelajarinya lebih lanjut, kunjungi situs resmi mereka di www.sai-tex.com.

Penulis: Nabila Nida Rafida & Mega Saffira | Editor: Mega Saffira | Sumber: Just Style | Fashionista | Ecochain | Barkers | Business of Fashion | Edwin USA | Bloomberg | Everlane | Sourcing Journal

One comment

Leave a comment